Minggu, 02 Januari 2011

Husnul khatimah

Setiap muslim pasti berharap dapat menjalani kehidupannya di dunia dengan penuh kebahagiaan dan mengakhirinya dengan husnul khatimah (akhir yang baik), sebagaimana doa kita yang sering kita panjatkan :

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Berbicara mengenai husnul khatimah (akhir yang baik), sama dengan berbicara mengenai kematian atau maut. Meski sebenarnya tidak mesti harus selalu mengaitkan istilah husnul khatimah tersebut dengan kematian. Maut tidak luput dari setiap kehidupan manusia. Itulah yang menyebabkan perlu adanya pengetahuan kita mengenai maut itu. Agar kita dapat menghadapinya dengan bekal yang disiapkan sebaik-baiknya hingga mendapat husnul khatimah bukan suul khatimah (akhir yang buruk).

Manusia pasti mengalami mati,

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ (٣٥)

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kan dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan“. (QS. Al-Anbiya [21]: 35).

Saat menjelang kematian akhir hidup bisa menjadi saat yang menyenangkan, karena akan berjumpa dengan Allah SWT dan bisa pula menjadi saat yang menakutkan, saat nyawa atau ruh lepas dari jasad. Ada yang melepas nyawa atau ruh dengan tenang sebagai pertanda husnul khatimah, sebaliknya ada pula merasakan amat sakit, yang ditandai dengan kegelisahan yang amat sangat, disebabkan beban dosa dan kesalahan yang telah diperbuat selama hidup di dunia.

Proses sakaratul maut bisa menjadi parameter baik atau buruk kehidupan manusia diakhirat. Sehingga timbullah anggapan pada pihak keluarga yang menyaksikan kematian seseorang, bila menghembuskan nafas terakhir dengan baik dan tenang, akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Sedangkan ketika menghadapi sakaratul maut dengan histeris dan kesakitan yang luar biasa pertanda akan menghadapi siksaan di hari kemudian.

Allah SWT berfirman,

وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ (٩٣

…Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orangyang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): ‘ Keluarkanlah nyawamu’. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya“. (QS. Al-An’aam [6]: 93).

Ayat di atas jelas menyatakan bahwa atas perintah Allah SWT, malaikat pencabut nyawa memukul tubuh seseorang yang dalam sakaratul maut pada saat ajalnya menjelang. Dia melepaskan ruh dengan rasa yang amat sakit dan susah payah.

Ayat di atas juga menyatakan bahwa orang yang demikian itu karena selama di dunia selalu berbicara tidak benar dan suka berbohong dan menyombongkan diri. Begitulah contoh orang yang akan di siksa oleh malaikat karena perkataan dan perilaku yang tak terpuji.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Nabi saw bersabda :
من أحب لقاء الله أحب الله لقاءه ومن كره لقاء الله كره الله لقاءه

Barangsiapa suka berjumpa dengan Allah, Allah pun suka berjumpa dengannya. Dan barang siapa benci berjumpa dengan Allah, Allah pun benci berjumpa dengannya.

Aisyah ketika mendengar sabda Nabi tersebut beliau pun berkata,

أما الموت فكلنا نكرهه , فقال رسول الله (ص) : ليس ذلك ولكن المؤمن إذا حضره الموت , بشر برضوان الله وكرامته فليس شئ أحب اليه مما أمامه فأحب لقاء الله وأحب الله لقاءه وأن الكافر إذا حضره الموت , بشر بعذاب الله وعقوبته فليس شئ أكره إليه مما أمامه فكره لقاء الله وكره الله لقاءه

“ (Ya Rasulullah) Ada pun mati itu kita semua memang membencinya. Maka sabda Nabi saw : Bukan begitu (wahai Aisyah), tetapi orang mukmin apabila maut mendatanginya, dia digembirakan dengan redha Allah serta kemurahan-Nya sehingga tidak ada sesuatu yang lebih disukainya daripada apa yang ada di hadapannya. Maka sukalah dirinya menemui Allah dan Allah pun suka bertemu dengannya. Sementara orang kafir, apabila maut mendatanginya, dia dihadapkan dengan seksaan Allah dan diazab-Nya sehingga tidak ada sesuatu yang lebih dibencinya daripada apa yang ada di hadapannya. Maka bencilah dirinya menemui Allah dan Allah pun benci bertemu dengannya".

Dari hadits ini sangat tampak dengan jelas perbedaan antara orang yang di dalam hatinya ada iman dan orang yang di dalam hatinya tidak ada iman dalam menghadapi kematian .

Telah meriwayatkan Ibnu Majah dengan sanad yang sahih sebuah hadis, apabila roh orang yang soleh diambil oleh malaikat maut maka berkatalah para malaikat yang (mengiringinya) :

أخرجى أيتها النفس المطمئنة التى كانت فى الجسد الطيب أخرجى حميدة وأبشرى بروح وريحان ورب راض غير غضبان , فلا يزال يقال لها ذلك حتى تنتهى إلى السماء فتفتح لها أبواب السموات إلى أن تقف بين يدى الله عز وجل

Maksudnya : "Keluarlah wahai jiwa yang tenang yang ada dalam tubuh yang baik, keluarlah di dalam keadaan terpuji serta bergembiralah dengan kesenangan dan raihan (yang bakal kamu perolehi), dan Tuhan kamu telah redha kepadamu dan tiadalah (Dia) murka kepadamu”. Maka ucapan ini sentiasalah diulang oleh (para malaikat) sehinggalah sampai ke langit. Lalu dibuka baginya tujuh pintu petala langit sehingga sampai dia di hadapan Allah SW Yang Maha Perkasa Lagi Maha Besar”.

Dalam sebuah hadis daripada Salman al-Farsi katanya :

سمعت رسول الله (ص) يقول : أرقبو للميت عند موته ثلاثا, إن رشحت جبينه وذرفت عيناه وانتشر منخراه فهى رحمة من الله تعالى قد نزلت به , وإن غط غطيط البكر المخنوق , وخمد لونه وأزبد شدقاه , فهو عذاب من الله تعالى قد حل به


Maksudnya : Aku dengar Nabi saw bersabda : Perhatikanlah oleh kamu seseorang yang menghadapi kematian mengenai tiga perkara, pertama jika dahinya berpeluh, kedua jika matanya mengeluarkan air mata dan ketiga jika hidungnya membengkak, yang demikian itu menunjukkan rahmat daripada Allah turun kepadanya. Jika dia mati mendengkur seperti dengkuran anak unta yang terjerut lehernya, wajahnya hitam kelam dan mengeluarkan buih di tepi mulutnya, yang demikian itu menujukkan azab daripada Allah (telah turun) menimpanya.

Dalam hadis ini Nabi saw menjelaskan tanda-tanda zahir seseorang yang mati dalam keadaan husnul khotimah iaitu dahinya berpeluh, matanya mengeluarkan air mata dan hidungnya membengkak. Manakala bagi mereka yang mati dalam suk-ul khotimah tandanya ialah akan mendengkur seperti dengkuran anak unta yang terjerut lehernya, wajahnya hitam dan akan keluar buih di tepi mulutnya.

Oleh karena itu sudah seharusnya setiap kita berupaya keras agar dapat menutup usia kita dimuka bumi ini dengan baik, dengan sesuatu yang Allah swt ridhai, bukan sebaliknya dengan sesuatu yang dimurkai-NYA, berusaha mewujudkan kematian terbaik serta memohon dan berdo’a kepada-NYA agar meraih husnul khotimah;

Kalaulah puncak kebaikan itu tidak bisa kita raih, maka yang mesti kita upayakan dengan baik adalah agar jangan sampai kita melakukan perbuatan syirik sehingga peluang syurga masih terbuka untuk kita.

” Yaa Allah Jadikanlah sebaik-baik umur kami adalah akhirnya, sebaik-baik amal kami adalah penutupnya, dan sebaik-baik hari kami adalah hari pertemuan kami dengan diri-MU.”

Berikut beberapa cara agar tercapai khusnul khotimah seperti yang kita harapkan. Kita kuatkan dan kita sabarkan melaksanakan karena jalannya penuh terjal dan duri.

1. Ikhlas kepada Allah

Mari setiap kita melangkahkan kaki berbuat kebaikan walupun kecil, kita ingat tujuan hanya mencari ridlo Allah. Kalau kita lupa/ tidak bertujuan mencapai ridlo Allah berarti kita termasuk golongan orang yang riya. Orang riya itu permainannya syetan dan diakhirat tidak akan menemui pahala dari amalnya. Orang yang sholat juga dituntut ikhlas. Tandanya ikhlas pada orang sholat adalah sholatnya tidak tergesa-gesa, tidak hanya mengerjakan yang wajib saja, tetapi juga yang sunnat2

2. Berbuat baik dengan sesama manusia dan makhluk Allah

Kalau kita ingin khusnul khotimah, akhlak kita terhadap sesama manusia harus baik. Dosa terhadap sesama tidak diampuni Allah kalau sesama kita tidak memaafkan kita. Sebagian besar orang tidak berbuat jelek tetapi hanya mengimbangi kejelekan orang. Derajat yang khusnul khotimah adalah yang mampu membalas kebaikan kepada orang yang berbuat kejelekan kepada kita.

Ada 4 cara agar kita bisa baik dengan orang :

- memaafkan orang lain jika orang lain berbiat salah kepada kita (apapun kesalahannya)

- Jangan takut/ragu2 untuk cepat minta maaf kalau kita salah.

- Jangan suka berharap pemberian orang lain.

- Jadilah orang yang suka memberi. Jangan bakhil (“medit”)

Dengan makhluk Allah yang lain kita harus mempunyai rasa kasih sayang. Termasuk dengan hewan dan tumbuhan. Janganlah menipu kucing dengan memanggil “cing-cing” dengan genggaman tangan yang kosong (tidak ada makanan yang diberikan). Pakailah pisau yang tajam untuk menyembelih. Jangan memotong tanaman tanpa ada sebab. Ingatlah semua itu makhluq Allah yang bisa “mendengar, melihat, dan merasakan”. Kita berbuat baik kepadanya dia akan membalas dengan kebaikan (doa-doanya).

3. Melanggengkan wudlu

Dengan melanggengkan wudlu, insya Allah akan membebaskan dari musibah dan meluaskan rezeki.

4. Memperbanyak dzikir.

Dzikir itu merupakan jalan terpendek mendekati Allah. tanda orang itu menjadi kekasih Allah adalah dzikir. Contoh dzikir adalah takbir, tahmid, tasbih, tahlil, dan asmaul husna. Denganmemperbanyak dzikir insyaAllah hati kita tenang dan mudah menerima hidayah/petunjuk dari Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar